Wilayah kerja Lapas Kelas IIB Tahuna terletak pada posisi geografis diantara 3°36’40.2” LU dan 125°29’24.8” BT dengan total luas wilayah kerja 736,98 km2 .
Kondisi Topografi wilayah kerja Lapas Kelas IIB Tahuna di Kepulauan Sangihe, kondisi topografi Kabupaten Kepulauan Sangihe pada umumnya adalah berupa daerah yang berbukit dan memiliki kemiringan lereng yang curam terutama pada pulau-pulau besar seperti Sangihe, Siau dan Tagulandang. Meskipun curam, daerah ini masih dimanfaatkan penduduk untuk ditanami dengan tanaman perkebunan seperti kelapa, cengkeh dan pala. Kerapatan penutupan vegetasi pada lereng-lereng tersebut cukup tinggi sehingga erosi relatif rendah. Sedangkan daerah datar yang penyebarannya cukup luas banyak terdapat di dataran aluvial seperti di daerah Tabukan Utara yang umumnya digunakan untuk permukiman dan perkebunan kelapa dan daerah lainnya adalah di daerah Utaurano. Kabupaten Kepulauan Sangihe yang terdiri dari dua gugusan kepulauan memiliki ketinggian tempat yang bervariasi antara 0 meter dari permukaan laut (m dpl) sampai 1.827 m dpl. Tempat tertinggi adalah puncak gunung Karangetang yang terletak di pulau Siau (Klaster Siau). Pusat kegiatan kabupaten atau ibukota Tahuna terletak pada ketinggian + 250 m dpl. Kabupaten Kepulauan Sangihe juga adalah daerah vulkanik. Kondisi ini ditandai dengan terdapatnya gunung berapi yang aktif. 3 (tiga) gugusan pulau yang memiliki gunung berapi aktif yaitu: 1. Gunung Api Awu terletak di ujung Pulau Sangihe 3° 40´ LU dan 125° 30´ BT luas ±135 Km puncak kawah pada ketinggian 1.320 m dari permukaan laut dengan ukuran 1.550 × 1.200 m² yang biasanya berair. 2. Gunung Api Banua Wuhu (gunung api bawah laut) Lokasi Geografi / Koordinat Puncak 3° 08′ 16″ LU dan 125° 29′ 26″ BT sebelah barat daya Pulau Mahangetang. Ketinggian Gunung Banua Wuhu terakhir dicatat pada bulan Mei 1935 adalah + 2.000 m di bawah permukaan laut. Tinggi dari dasar laut lebih dari 400 m. Menurut catatan gunung ini pernah meletus sebanyak 6 (enam) kali, pertama tahun 1835 dan terakhir tahun 1919. 3. Gunung Api Kawio Barat (gunung api bawah laut) Gunung ini terletak 75 mil laut sebelah barat-barat laut, Kepulauan Sangihe Besar, dengan kordinat puncak 3° 8′ LU dan 124° 10′ BT. Gunung Api Kawio Barat (oleh literatur disebut “Submarine 1922”) diperkirakan terbentuk tahun 1922 setelah terjadi gempa bumi tahun 1912 dengan episentrum antara Mindanao dan Kepulauan Sangihe yaitu pada 4° – 6° Lintang Utara dan 124° – 126° Bujur Timur. Setelah tahun 1922 tidak pernah lagi tercatat adanya kegiatan atau letusan yang berhubungan dengan gunung api submarine 1922. Tanah di Kabupaten KepulauanSangihe mengandung berbagai mineral seperti emas, barit (BaSO4), Pyrite (FeS2), Chalcopyrite (Cu2Fe2S4), Galena, Pasir Besi (Fe) dan bahan galian lainnya antara lain batu gamping, batu kapur, pasir, batu trass, dan tanah liat. Bentuk dan keadaan tanahnya pada umumnya adalah berupa daerah yang berbukit dan memiliki kemiringan lereng yang curam terutama pada Pulau Sangihe. Namun demikian meskipun curam, daerah ini masih dimanfaatkan penduduk untuk ditanami dengan tanaman perkebunan seperti kelapa, cengkeh, dan pala. Kerapatan penutupan vegetasi pada lereng-lereng tersebut cukup tinggi sehingga erosi relatif rendah. Sedangkan daerah datar yang penyebarannya cukup luas banyak terdapat di dataran aluvial seperti di daerah Tabukan Utara yang umumnya digunakan untuk permukiman dan perkebunan kelapa, serta daerah datar lainnya.